Baik, sebelumnya salam kenal dari Jeng Asti untuk semuanya
hehee. mungkin banyak yang bilang kalau saya telat mainan blog. Tapi tak apalah hehehee. Fyi, ketika mengetik tulisan ini, saya masih berada di Malang dan sedang digalaukan oleh tugas akhir yang tak kunjung dapat disidangkan karena berbagai alasan. Post al-awwal untuk blog baru (karena blog lama adalah blog milik saya
bersama si dia yg pernah membahagiakan saya #eeaaaa) ini adalah tentang
perjalanan ke Pantai Ngobaran 2011 lalu. Ketika itu, 20 Mei 2011. Ya,
saya ingat betul karena sesampainya di rumah, saya dikagetkan dengan sms dari
salah seorang sahabat yang memberi kabar bahwa hasil SNMPTN sudah diumumkan.
Dan detik itulah yang menjadi awal cerita kenapa saya bisa terlempar jauh di
Malang :D
Oke, back to topic. Pagi itu, kami berangkat dari Bantul. Di
hari itulah (hingga kini) saya selalu menjadi tour leader untuk perjalanan
dengan teman-teman. kami berangkat lewat jalan Imogiri sebelah dalam (opo maneh iki?). Iya, kalau pembaca tahu, jalan ini menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Gunungkidul secara langsung tanpa macet. Rutrnya melewati Jembatan Siluk ke atas ngikutin jalan. Dan tiba-tiba sudah sampailah kita di Pantai Ngobaran. Nambah info lagi, kalau pembaca mau jalan-jalan ke Pantai deretan Ngobaran, Ngrenehan, Baron, dan tetangganya lebih enak lewat Jembatan Siluk ini. Baru kalau mau ke Pantai Indrayanti dan deretannya ke timur, lebih enak lewat Mangunan ataupun Jalur Kota (tapi siap-siap macet apalagi pas liburan).
Dan, enaknya dulu (ketika belum ada istilah hitzzz dan
maraknya sosial media) adalah Pantai ini benar-benar serasa menjadi milik
pribadi. Coba kita bandingkan kondisinya dengan masa kini, banyaknya wisatawan
yang datang ke suatu obyek wisata memang baik untuk perekonomian suatu daerah.
Ya, PAD mereka meningkat. Tapi saya tetap kurang sreg aja sama pengunjung hits
masa kini yang kurang menghargai apa yang seharusnya mereka jaga. Hhhmmmm
prihatin.
Uniknya Pantai Ngobaran ini dibanding dengan Pantai lain
yang ada di Gunungkidul adalah ada Pura-nya. Feels like Bali hehee. Lalu, di
pojokan ada Masjidnya (dulu belum jadi, sekarang entah). Kita bisa naik ke
puncak yang ada pura-nya itu, dan viola! Pemandangannya menakjubkan! Kita dapat
meliha birunya laut berkolaborasi dengan ombak yang besar namun tidak
menghanyutkan, tangga yang langsung menuju laut, dan patung para Dewa di bawah
sana.
Oh iya, maakan untuk foto-foto yang tidak jelas, dan
beberapa bagian yang sudah dideskripsikan namun tidak ada dalam gambar hehehee.
Maklum, saat itu belum paham tentang fotografi. Selamat Menyegarkan pikiran!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar