Rabu, 10 Mei 2017

Thank's Facebook Anyway



Siang tadi saya membuka salah satu sosial media kepunyaan saya yg sudah cukup lama tak dibuka; Facebook. Begitu masuk ke timeline, langsung muncul fungsi lain dari sosial media tersebut. Ya, membangkitkan kembali kenangan yang pernah kita alami. Entah kita sendiri atau orang lain yang mengunggahnya. Yang pasti kenangan tersebut berkaitan dengan kita.
 
Ndilalahnya adalah, kok hari ini tu lho yang muncul adalah kenangan empat tahun yang lalu saat saya, salah seorang sahabat, dan (ehemm) mantan kekasih yang pernah empat tahun bersama saya merasakan manis, asin, asam, pahit, getir, dan embuhnya hubungan jarak jauh (Eeeaaakkkk) sedang menghabiskan waktu bersama.

Melihatnya, saya hanya senyum. Sangat manis. Semanis es krim yang sering kita beli dulu. Ahhoooii. Oke, mari kembali agak serius. Sembari senyum sangat manis tadi saya mikir, “Kira-kira respon orang lain saat melihat kenangan manis yang demikian, seperti apa ya? Sebal kah? Bahagia kah? Benci kah? Atau apa?”. Saya juga mikir, “apakah setiap orang yang memiliki kenangan baik atau buruk, dan sekarang sudah tidak mungkin lagi untuk mengulangi—entah karena alasan apa, kini bisa berdamai dan berbahagia dengan caranya sendiri? Bila tidak, sampai kapan mereka mau terkungkung dengan kenangan yang pernah dilalui?”

Ah, yasudah lah. Yang penting saya sekarang sudah ehemm. Hahahhaa. Thank’s Facebook anyway. Oh ya, kamu apakabar? Jadi sama mbak yang cantik itu atau masih suka teringat kalau nganterin aku ke stasiun? *kemudian hening*