dari dalam KA Malioboro Ekspress saat berhenti di Stasiun Kepanjen |
Senyummu sampah,
Matamu bilang, kau begitu resah,
Apa karena rindumu yang makin
membuncah?
Atau karena hatimu yang terlalu
lelah untuk berkali-kali patah?
Tak usah kau pongah,
Pulanglah!
Rumah tanpa pintu-mu selalu siap
menerima segala yang kau curah,
Biarkan semua yang sesak di
pelupuk mata meluruh saat kau sambut pelukan hangat dari mamah,
Atau ketika kedua tanganmu menengadah. Malang, 26 Nov 2015 20.13 WIB
*Sedikit bercerita. Dulu, 4 hari setelah menulis curhatan ini, saya akhirnya bisa pulang. Dengan perasaan tak karuan. Pakdhe yang sangat menyayangi dan membanggakan saya berpulang kepada-Nya. Saat akan mengunggah tulisan ini, perasaan saya juga tak karuan. Pak, Buk, anak perempuannya pengen pulang. Kepalanya pengen diusap dengan jemari kalian berdua, juga wajahnya pengen diciumi oleh bibir kalian. Mungkin, bila di rumah, saat ini kepala saya sudah bersandar manja di pundak adik tertua. Juga pasti punggung saya sudah diusap-usap oleh adik ragil kesayangan. semoga, dua hari lagi mendapat keajaiban untuk bisa pulang.